Israil menjadi kuat karena lemahnya kita,
karena kita sudah tidak layak lagi dibela oleh Allah. Kenapa kita tidak dibela
oleh Allah? Karena banyak di antara kita sudah meninggalkan ajaran Allah. Jika
kita sudah banyak meninggalkan ajaran Allah, maka kita tidak punya hak dibela
lagi oleh Allah dan Allah akan biarkan siapa yang kuat dialah yang menang. Pada
penghujung ayat 120 surah Al Baqarah, Allah SWT memberikan peringatan keras
kepada kita, Jika kamu mengikuti hawa-hawa nafsu mereka setelah datang ilmu
pengetahuan kepadamu, maka tidak ada hak bagimu menjadikan Allah sebagai
pelindung dan penolong bagimu". Peringatan keras ini hendaknya menjadikan
diri kita senantiasa berhati-hati atau waspada dalam mengarungi kehidupan ini,
khususnya dalam menghadapi segala tipu daya Yahudi dan Nashara yang akan
mengajak kita ke arah kecenderungan hawa-hawa nafsu mereka sehingga kita
menjadi orang yang rugi.
وَلَنۡ تَرۡضٰى عَنۡكَ الۡيَهُوۡدُ وَلَا النَّصٰرٰى حَتّٰى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمۡؕ قُلۡ اِنَّ هُدَى اللّٰهِ هُوَ الۡهُدٰىؕ وَلَٮِٕنِ اتَّبَعۡتَ اَهۡوَآءَهُمۡ بَعۡدَ الَّذِىۡ جَآءَكَ مِنَ الۡعِلۡمِۙ مَا لَـكَ مِنَ اللّٰهِ مِنۡ وَّلِىٍّ وَّلَا نَصِيۡرٍؔ ﴿۱۲۰
120. Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.
Menurut berbagai Sumber Tafsir dan Para Muffasirrin
TAFSIR AL-QURTUBI OLEH MUHAMMAD BIN AHMAD AL-ANSHARI AL-QURTUBI
Ada 2 (dua) hal dalam pengertian ayat ini:
Pertama, Tujuan mereka (Yahudi Nasrani)--Wahai Muhammad-- bukanlah (mengeluarkan) ayat-ayat yang mereka usulkan agar mereka beriman. Bahkan, seandainya engkau datangkan ayat-ayat yang mereka minta niscaya mereka tetap tidak akan rela padamu. Yang mereka inginkan hanyalah agar engkau dan pengikutmu meninggalkan Islam.
Kedua, sekelompok ulama seperti Imam Syafi'i, Abu Hanifah, Dawud, Ahmad bin Hanbal berpendapat bahwa orang kafir itu agamanya satu karena firman Allah "ملتهم". Dan karena firman Allah "لكم دينكم ولي دين" (bagimu agamamu bagiku agamaku). Dan karena ada hadits Nabi yang artinya "Tidak saling mewarisi keluarga dua agama" yaitu Islam dan kafir. Dengan dalil sabda Nabi "Orang Islam tidak boleh mewarisi pada orang kafir." Imam Malik dan Imam Ahmad dalam riwayat lain berpendapat bahwa di luar Islam terdapat banyak agama. Karena itu maka orang Yahudi tidak dapat mewariskan pada orang Nasrani dan keduanya tidak dapat mewariskan harta pada orang Majusi. Adapun kata "ملتهم" itu bermakna banyak karena di-idhafahkan pada jamak.
TAFSIR IBNU KATSIR OLEH ISMAIL BIN UMAR BIN KATHIR AL-QURASHI AD-DIMASHQI
Ibnu Jarir berkata yang dimaksud dengan ayat ini adalah Wahai Muhammad, orang Yahudi dan Nasrani (Kristen) selamanya tidak akan rela padamu. Maka, berhentilah mengharap kerelaan dan kesepakatan mereka. Dan fokuslah mengharap ridho Allah dalam mendoakan mereka untuk menerima kebenaran yang diamanahkan Allah padamu.
TAFSIR THABARI OLEH MUHAMMAD BIN JARIR AT-TABARY
Wahai Muhammad, orang Yahudi dan Nasrani (Kristen) selamanya tidak akan rela padamu. Maka, berhentilah mengharap kerelaan dan kesepakatan mereka. Dan fokuslah mengharap ridho Allah dalam mendoakan mereka untuk menerima kebenaran yang diamanahkan Allah padamu. Apa yang kamu dakwahkan pada mereka itu adalah jalan untuk berkumpul bersama dalam kasih sayang dan agama dan tidak ada jalan bagimu untuk mendapat kerelaan mereka dengan mengikuti agama mereka karena Yahudi tidak sama dengan Nasrani; dan Nasrani berbeda dengan Yahudi. Nasrani tidak dapat berkumpul dengan Yahudi dalam satu individu dan dalam satu keadaan.
Yahudi dan Nasrani tidak dapat bertemu untuk rela padamu kecuali kalau kamu menjadi Yahudi atau Nasrani. Dan hal itu tidak mungkin. Karena kamu adalah satu. Dan tidak mungkin dua agama yang saling bertentangan dapat bersatu dalam satu keadaan.
Apabila tidak ada jalan untuk mengumpulkan kedua agama dalam satu waktu maka tidak mungkin ada jalan bagimu untuk merelakan/meridhoi dua golongan yang berbeda. Apabila tidak jalan ke arah itu, maka tetaplah mengharap petunjuk dan hidayah Allah yang akan mengumpulkan mahkluk menuju kasih sayang karena hanya Dialah yang memiliki jalan.
Adapun kata "millah" maknanya adalah agama. Jamaknya adalah milal (الملل)
TAFSIR AL-BAGHAWI OLEH AL-HUSAIN BIN MAS'UD AL-BAGHAWY
Maksud ayat ini adalah bahwasanya mereka (Yahudi Nasrani) meminta Nabi untuk melakukan gencatan senjata (bahasa Arab hudnah - الهدنة) dan mereka berjanji bahwa apabila Nabi membiarkan mereka, maka mereka akan ikut Nabi. Maka Allah menurunkan ayat ini. Maksud ayat ini adalah: Apabila kamu (Muhammad) melakukan gencatan senjata mereka tidak akan senang dengan itu. Mereka meminta itu hanya sebagai alasan bukan tanda mereka rela kecuali kamu ikut agama/jalan mereka.
Ibnu Abbas berkata: ini dalam kasus Kiblat di mana Yahudi Madinah dan Nasrani Najran mengharap pada Nabi agar ketika shalat menghadap kiblat mereka. Ketika Allah memindahkan kiblat umat Islam ke Ka'bah mereka menjadi putus asa untuk mengharapkan Nabi agar setuju pada agama mereka. Maka Allah menurunkan ayat (2:120) ini.
Makna millah (الملة) adalah jalan (الطريقة).
Ada 2 (dua) hal dalam pengertian ayat ini:
Pertama, Tujuan mereka (Yahudi Nasrani)--Wahai Muhammad-- bukanlah (mengeluarkan) ayat-ayat yang mereka usulkan agar mereka beriman. Bahkan, seandainya engkau datangkan ayat-ayat yang mereka minta niscaya mereka tetap tidak akan rela padamu. Yang mereka inginkan hanyalah agar engkau dan pengikutmu meninggalkan Islam.
Kedua, sekelompok ulama seperti Imam Syafi'i, Abu Hanifah, Dawud, Ahmad bin Hanbal berpendapat bahwa orang kafir itu agamanya satu karena firman Allah "ملتهم". Dan karena firman Allah "لكم دينكم ولي دين" (bagimu agamamu bagiku agamaku). Dan karena ada hadits Nabi yang artinya "Tidak saling mewarisi keluarga dua agama" yaitu Islam dan kafir. Dengan dalil sabda Nabi "Orang Islam tidak boleh mewarisi pada orang kafir." Imam Malik dan Imam Ahmad dalam riwayat lain berpendapat bahwa di luar Islam terdapat banyak agama. Karena itu maka orang Yahudi tidak dapat mewariskan pada orang Nasrani dan keduanya tidak dapat mewariskan harta pada orang Majusi. Adapun kata "ملتهم" itu bermakna banyak karena di-idhafahkan pada jamak.
TAFSIR IBNU KATSIR OLEH ISMAIL BIN UMAR BIN KATHIR AL-QURASHI AD-DIMASHQI
Ibnu Jarir berkata yang dimaksud dengan ayat ini adalah Wahai Muhammad, orang Yahudi dan Nasrani (Kristen) selamanya tidak akan rela padamu. Maka, berhentilah mengharap kerelaan dan kesepakatan mereka. Dan fokuslah mengharap ridho Allah dalam mendoakan mereka untuk menerima kebenaran yang diamanahkan Allah padamu.
TAFSIR THABARI OLEH MUHAMMAD BIN JARIR AT-TABARY
Wahai Muhammad, orang Yahudi dan Nasrani (Kristen) selamanya tidak akan rela padamu. Maka, berhentilah mengharap kerelaan dan kesepakatan mereka. Dan fokuslah mengharap ridho Allah dalam mendoakan mereka untuk menerima kebenaran yang diamanahkan Allah padamu. Apa yang kamu dakwahkan pada mereka itu adalah jalan untuk berkumpul bersama dalam kasih sayang dan agama dan tidak ada jalan bagimu untuk mendapat kerelaan mereka dengan mengikuti agama mereka karena Yahudi tidak sama dengan Nasrani; dan Nasrani berbeda dengan Yahudi. Nasrani tidak dapat berkumpul dengan Yahudi dalam satu individu dan dalam satu keadaan.
Yahudi dan Nasrani tidak dapat bertemu untuk rela padamu kecuali kalau kamu menjadi Yahudi atau Nasrani. Dan hal itu tidak mungkin. Karena kamu adalah satu. Dan tidak mungkin dua agama yang saling bertentangan dapat bersatu dalam satu keadaan.
Apabila tidak ada jalan untuk mengumpulkan kedua agama dalam satu waktu maka tidak mungkin ada jalan bagimu untuk merelakan/meridhoi dua golongan yang berbeda. Apabila tidak jalan ke arah itu, maka tetaplah mengharap petunjuk dan hidayah Allah yang akan mengumpulkan mahkluk menuju kasih sayang karena hanya Dialah yang memiliki jalan.
Adapun kata "millah" maknanya adalah agama. Jamaknya adalah milal (الملل)
TAFSIR AL-BAGHAWI OLEH AL-HUSAIN BIN MAS'UD AL-BAGHAWY
Maksud ayat ini adalah bahwasanya mereka (Yahudi Nasrani) meminta Nabi untuk melakukan gencatan senjata (bahasa Arab hudnah - الهدنة) dan mereka berjanji bahwa apabila Nabi membiarkan mereka, maka mereka akan ikut Nabi. Maka Allah menurunkan ayat ini. Maksud ayat ini adalah: Apabila kamu (Muhammad) melakukan gencatan senjata mereka tidak akan senang dengan itu. Mereka meminta itu hanya sebagai alasan bukan tanda mereka rela kecuali kamu ikut agama/jalan mereka.
Ibnu Abbas berkata: ini dalam kasus Kiblat di mana Yahudi Madinah dan Nasrani Najran mengharap pada Nabi agar ketika shalat menghadap kiblat mereka. Ketika Allah memindahkan kiblat umat Islam ke Ka'bah mereka menjadi putus asa untuk mengharapkan Nabi agar setuju pada agama mereka. Maka Allah menurunkan ayat (2:120) ini.
Makna millah (الملة) adalah jalan (الطريقة).
0 komentar:
Posting Komentar