
“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang-orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal dan oleh karenanya mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al-Ahzab: 59).
Di antara para wanita di zaman Rasulullah tersebut tentu ada yang baru masuk Islam atau ahli maksiat. Namun, setelah turunnya ayat kewajiban hijab, maka mereka langsung melakukannya. Tak ada wanita yang beralasan seperti wanita di zaman sekarang yang menolak hijab dengan alasan: “Aku belum siap”, atau “Jilbab hanya untuk wanita sholehah”.
AKU
Di antara alasan-alasan umum yang dikemukakan wanita Muslimah yang belum
berjilbab ialah: “Aku belum siap”. Jika kita cermati, alasan ini kurang
bisa diterima dari segi akal maupun dalil dengan sebab sebagai berikut:
Ini bisa kita analogikan sebagai berikut: Ketika kita mengajak
seseorang untuk sholat wajib lima waktu, kemudian orang itu menolak
dengan alasan: “Aku belum mau sholat lima waktu karena belum siap.”
Padahal kewajiban memakai jilbab lebih mudah daripada sholat, yang kamu
butuhkan hanya jilbab yang cukup hingga menutup dada, rok panjang dan
lebar, dan baju yang agak panjang dan tidak ketat. Kalau mau yang lebih
efektif bisa memakai pakaian sejenis daster dimana baju dan roknya
menyatu. Memakai jilbab tidak seperti orang naik haji, atau membayar
zakat, atau menyembelih kambing yang dibutuhkan kemampuan, sehingga
alasan: “Aku belum siap” bukanlah udzur dan tidak ada keringanan.
- Kita tanyakan kepada wanita yang beralasan “Aku belum siap”: “Kapankah kamu siap? Bisa jadi kamu mati dalam keadaan belum siap berjilbab.” Terkadang di antara mereka ada yang meyakini kalau mereka siap berjilbab kalau sudah menikah. Apakah mereka yakin mereka akan hidup di saat itu?
- Dari segi dalil maupun ijma’, tak ada satu pun ayat Al-Qur’an, hadits, pendapat ulama dimana wanita yang berjilbab harus menyiapkan sesuatu khusus terlebih dahulu. Bahkan dari hadits yang telah kita bahas di atas, para wanita Arab di zaman Rasulullah yang tentunya di antara mereka ada yang baru saja masuk Islam langsung membuat hijab ketika turunnya ayat yang mewajibkan hijab. Tidak ada di antara mereka yang beralasan: “Ya Rasulullah, bolehkah aku tidak memakai jilbab karena aku belum siap?” Dalil ini juga langsung membantah pernyataan bahwa wanita yang pantas berjilbab hanyalah wanita sholehah atau yang ilmu agamanya luas. Semua wanita Muslimah yang sudah akil baligh WAJIB berjilbab.
Sebagian orang yang mengikuti hawa nafsu berkata bahwa jilbab tidaklah
penting yang terpenting adalah jilbab hati. Maka, tanyakanlah lagi
kepada orang tersebut: “Bagaimana jilbab hati yang benar itu?”
Pernyataan seperti ini sangat dekat dengan bid’ah-bid’ah yang dibuat
oleh orang-orang Nasrani yang tidak bersunat, ketika mereka ditanya:
“Yesus dikhitan pada hari ketujuh setelah kelahirannya, mengapa banyak
di antara kalian yang tidak khitan? Mereka menjawab: ‘Yang penting bagi
kami adalah SUNAT HATI!’”
Maka bertakwalah sekelompok orang
yang menyelisihi sunah Rasulullah dan syari’at yang telah ditetapkan
Allah dalam agama yang mulia ini.Kemudian ada pula yang
mengatakan: “Untuk apa berjilbab kalau kelakuannya bejat? Lebih baik
tidak berjilbab tapi kelakuannya baik.”Maka, kita katakan kepada
orang seperti ini: “Berjilbab saja kelakuannya bejat, apalagi tidak
berjilbab? Seandainya ada wanita tidak berjilbab berpengarai baik, tentu
lebih baik lagi apabila ia berjilbab.”Belum satu pun saya temui
ayat Al-Qur’an, hadits, atau pendapat ulama yang berkata tentang adanya
“Jilbab hati”. Bisa jadi ini adalah perkara baru yang diada-adakan.Dan Allah SWT berfirman di dalam surat Al-A’raf ayat 26 yang artinya :“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat”.
Allah Juga berfirman di dalam surat al-Ahzab ayat 36 yang artinya :
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.”
Dan Allah juga berfirman di dalam Al-Qur’an surat Al-Kahfi ayat 103 – 107 yang artinya :
“Katakanlah: Apakah (mau) Kami beritahu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yang sia-sia saja perbuatannya dalam kehidupan dunia, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat usaha yang sebaik-baiknya. Mereka itulah orang-orang yang mengingkari (kufur) terhadap ayat-ayat Allah dan menemui-Nya, maka hapuslah amal pekerjaan mereka, dan Kami mengadakan suatu pertimbangan terhadap (amalan) mereka di hari kiamat.Demikianlah, balasan mereka ialah jahanam, disebabkan mereka kufur/ingkar dan karena mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan Rasul-rasul- Ku sebagai olok-olok. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal.”
BOLEHKAH AKU MEMAKAI JILBAB DAN MELEPASNYA SEKALI-KALI?
Terkadang
ada saja pertanyaan terlontar dari para Jilbabers, para wanita yang
masih belajar memakai jilbab, atau yang berencana memakai jilbab:“Bolehkah aku memakai jilbab dan melepasnya sekali-kali?”
Jawaban: BOLEH
Hal
ini disebabkan tidak mungkinnya para wanita Muslimah memakai jilbab
terus menerus. Ada saat dimana ia melepas jilbabnya. Yaitu di saat
mandi, tidur di dalam kamarnya, di saat berdua dengan suami, atau saat
berkumpul hanya dengan keluarganya di dalam rumah selama ia yakin tak
ada orang non-mahrom yang melihatnya tanpa jilbab. Sebab Allah Azza wa
Jalla berfirman:
“…dan janganlah
menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka,
atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami
mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara
laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau
wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau
pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap
wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.” [QS. An-Nuur 24:31]
Maksud dari ayat ini ialah seorang wanita boleh saja membuka jilbabnya
di hadapan suami, ayah, mertua, anak, saudara, keponakan, teman-temannya
sesama Muslimah, pembantu / budak yang tidak punya syahwat karena
lanjut usia atau karena dikebiri, atau bocah di bawah umur yang belum
mengerti apapun tentang aurat (untuk bocah di zaman sekarang dan akibat
dari negeri berpaham sekuler kira-kira di bawah tujuh tahun).
SIAPAKAH YANG PERTAMA KALI TERBUKA AURATNYA?
Nenek moyang kita, Adam ‘alayhis salam dan isterinya adalah manusia
pertama yang terbuka auratnya setelah keduanya diperdaya oleh syaitan:
“Hai anak cucu Adam! Jangan sampai kamu dapat diperdayakan oleh syaitan, sebagaimana mereka telah dapat mengeluarkan kedua orang tuamu (Adam dan Hawa) dari syorga, mereka dapat menanggalkan pakaian kedua orang tuamu itu supaya kelihatan kedua auratnya.” (Q. S. Al-A’raf: 27)
Siksa Azab Buat Perempuan Yang Tidak Mau Berhijab/berjilbab
“Hai anak cucu Adam! Jangan sampai kamu dapat diperdayakan oleh syaitan, sebagaimana mereka telah dapat mengeluarkan kedua orang tuamu (Adam dan Hawa) dari syorga, mereka dapat menanggalkan pakaian kedua orang tuamu itu supaya kelihatan kedua auratnya.” (Q. S. Al-A’raf: 27)
Allah
memperingatkan kita agar jangan melakukan kesalahan yang sama, salah
satunya yaitu memamerkan aurat di depan orang-orang yang seharusnya
tidak pantas melihat aurat kita. Sebab yang demikian merupakan salah
satu tipu daya setan.Setan telah berhasil membujuk kaum hawa
untuk tidak menutup auratnya sesuai syari’at dengan membisikkan
kata-kata yang manis: “Jangan berjilbab, karena engkau belum siap. Kamu
masih suka bermaksiat, janganlah berjilbab. Pengetahuan Islammu masih
awam, tak perlu berjilbab. Berjilbabnya nanti saja ketika sudah menikah,
kalau sekarang kamu berjilbab tak ada laki-laki yang mau dekat sama
kamu. Yang penting jilbab hati dulu.” Begitulah pekerjaan setan, sama
seperti ketika mereka membujuk nenek moyang kita untuk memakan buah
terlarang.
Siksa Azab Buat Perempuan Yang Tidak Mau Berhijab/berjilbab
1. Azab buat perempuan yang membuka rambut kepalanya selain suaminya
adalah : Rambutnya akan digantung dengan api neraka sehingga mendidih
otaknya dan ini terjadi sampai berapa lama ia di dunia semasa hidupnya
belum menutup rambut kepalanya.
2. Perempuan yang suka
berpakaian seksi dan menonjolkan dadanya adalah : "Digantung dengan
rantai api neraka di mana dada dan pusatnya diikat dengan api neraka
serta betis dan pahanya diberikan panggangan seperti manusia memanggang
kambing di dunia dan api neraka ini sangat memedihkan perempuan ini."
3.
Azab buat perempuan yang suka menjadi penggoda dan berusaha
menggairahkan pria lain dengan tubuhnya yang aduhai adalah "PEREMPUAN
INI MUKANYA AKAN MENGHITAM DAN
MEMAKAN ISI PERUTNYA SENDIRI." (Hadits diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim)
{ ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﻗُﻮﺍ ﺃَﻧﻔُﺴَﻜُﻢْ ﻭَﺃَﻫْﻠِﻴﻜُﻢْ
ﻧَﺎﺭًﺍ }
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS. At-Tahriim: 8)
Kaum wanita yang tak mau memakai jilbab,adalah mendustakan ayat Allah surat An Nur ayat 31 dan Al Ahzab ayat 59 dan menyombongkan diri terhadap perintah Allah tersebut, maka sesuai dengan bunyi ayat tersebut diatas mereka kekal didalam neraka.
Ummat Islam selama ini menyangka tidak kekal didalam neraka, karena ada syafaat atau pertolongan Nabi Muhammad SAW yang memohon kepada Allah agar ummat yang berdosa dikeluarkan dari neraka.
Mereka yang dikeluarkan Allah dari neraka, mereka yang dalam hidupnya ada perasaan takut kepada Allah. Tetapi kaum wanita yang tak mau memakai jilbab, tidak ada perasaan takutnya akan siksa Allah,sebab itulah mereka kekal didalam neraka. Sekarang kaum wanita yang tak mau berjilbab, dapat menanyakan kepada hati nurani mereka masing-masing.
Apakah terasa berdosa bagaikan gunung yang sewaktu-waktu jatuhmenghimpitnya atau bagaikan lalat yang hinggap dihidung mereka?. Kalau kaum wanita yang tak mau memakai jilbab, menganggap enteng dosa mereka bagaikan lalat yang hinggap dihidungnya, maka tak akann bertobat didalam hidupnya. Atau dalam perkataan lain tidak ada Perasaan takutnya kepada Allah, sebab itu mereka kekal didalam neraka sebagaimana bunyi surat Al-A’raaf ayat 36 di atas.Jadi mereka tak mendapat syafaat atau pertolongan Nabi Muhammad SAW nanti di akhirat.“Semoga menjadi renungan kita bersama bahwa yang wajib itu tetap wajib hukumnya,,” kalau tidak mulai dari sekarang apakah kita akan menunggu hari lusa atau disaat kita sudah tua,,,?” Ingat satu hal Malaikat maut itu tidak menunggumu hari lusa besok atau taun depan mungkin satu menit,jam atau hari esok kita telah dicabut nyawanya oleh malaikat maut,,”dan kita benar-benar menjadi orang yang merugi setelah hari itu datang kepada kita,,.
UNTUK KAUM WANITA SEGERALAH BERJILBAB SEBELUM AJAL MENJEMPUTMU DAN MEMBAWAMU KE NERAKA JAHANNAM.
Demikianlah artikel tentang jilbab ini dibuat. Adapun jika kurang jelas, kurang lengkap, atau terdapat kesalahan padanya semata-mata karena keterbatasan ilmu dan kelupaan penulis. Namun, semoga artikel ini dapat membantu memberikan pencerahan dan motivasi kepada saudari-saudari saya.Yang belum berjilbab, hendaklah berjilbab. Yang sudah berjilbab, hendaklah memperbaiki jilbabnya. Yang telah berjilbab dengan baik, bantulah yang belum berjilbab.
“Islam muncul dalam keadaan asing, dan ia akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntunglah orang-orang yang terasingkan itu.” (HR. Muslim no. 208)
Dalam riwayat lain:
“Ada yang bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang asing itu?” Beliau menjawab, “Orang-orang yang berbuat baik jika manusia telah rusak.” (HR. Ahmad 13/400 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih wa Dha’if Al-Jami’ no. 7368)
Teruslah berbuat baik, walau orang-orang di sekelilingmu berbuat maksiat. Jadilah dirimu sendiri. Sebab orang jahat menilaimu dari pikiran jahatnya dan mereka pasti suka engkau berbuat jahat, sedangkan orang baik menilaimu dari pikiran baiknya dan mereka pasti suka engkau berbuat baik.Semoga Allah memberikan petunjuk dan hidayah kepada kita, dan memudahkan kita untuk selalu berbuat baik kapanpun dan dimanapun kita berada.
“Dialah (Allah) yang telah menamakan kamu sekalian Muslimin dari dulu dan didalam (Al-Qur’an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas diri kalian dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dialah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.” (Q. S. Al Hajj:78).
Sumber : http://tears-of-mydreams.blogspot.com/2013/06/mengapa-wajib-berjilbab-apa-azab-tidak.html
0 komentar:
Posting Komentar