
1.
TAKBIR KELILING di malam Hari Raya untuk agungkan Allah SWT
habis-habisan DIKECAM dan DILARANG dengan dalih macetkan Lalu Lintas.
Namun Arak-arakan Presiden dan Wakilnya hingga jalan protokol ditutup
total, tidak mengapa, bahkan dipuji dan diapresiasi.
2.
QURBAN di Jakarta dilarang karena dianggap mengotori Jakarta, tapi
serakan KONDOM bekas Zina di malam Tahun Baru Masehi dan puluhan Ton
TUMPUKAN SAMPAH Pesta Rakyat arak Presiden di jalan utama Ibu Kota tidak
mengapa dan tidak dianggap mengotori Jakarta.
3.
FPI Menolak Pemimpin Kafir, lalu FPI disebut DISKRIMINASI dan LANGGAR
HAM serta INKONSTITUSIONAL, tapi AHOK menggusur Masjid, melarang Qurban
dan menolak Busana Muslim di sekolah, tidak disebut Diskriminasi dan
pelanggaran HAM, bahkan dinilai Konstitusional.
4.
Seorang MUSLIM tidak boleh jadi Gubernur di BALI yang mayoritas Hindu,
dan tidak boleh juga jadi Gubernur di NTT yang mayoritas Nashrani. Tapi
orang KAFIR boleh jadi Gubernur di KALBAR dan KALTENG yang warga kedua
daerah tersebut mayoritas muslim yaitu lebih dari 70%. Dan kini Si Kafir
Ahok pun ingin jadi Gubernur Jakarta yang mayoritas warganya muslim.
5.
Jika Anggota FPI atau anggota ORMAS ISLAM lainnya lakukan kesalahan,
maka itu adalah kesalahan Institusi Organisasinya sehingga harus
DIBUBARKAN, tapi jika anggota ORMAS NON ISLAM /PARPOL/ DEWAN/ TNI/
POLRI/ PEJABAT PEMERINTAH lakukan kesalahan, maka itu hanya ulah OKNUM
sehingga Institusi Organisasinya tidak boleh disentuh, apalagi
dibubarkan.
6.
Umat Islam tuntut Tutup TEMPAT MA'SIAT setidaknya di Bulan Ramadhan dan
Hari Besar Islam, tapi ditolak dengan dalih Indonesia bukan Negara
Islam. Tapi di Bali tiap Hari Raya Nyepi semua Tempat Hiburan dilarang
buka, dan PLN harus padam, serta Bandara Internasional harus tutup,
bahkan ketika Nyepi berbarengan dengan Idul Fitri maka umat Islam di
Bali tidak boleh berhari raya.
7.
Masih soal Bali. Hingga kini bangun Masjid di Bali TIDAK BOLEH. Jika
pun boleh, maka proses perizinannya bisa mencapai 40 tahun lebih. Bahkan
Jilbab pun mulai dilarang di sekolah-sekolah negeri di Bali. Tapi Pura
Hindu Bali berserakan di daerah-daerah muslim, bahkan di tiap halaman
rumah Hindu Bali ada Pura. Dan mereka pun bebas memakai pakaian adat dan
ritual mereka.
8.
Saat umat Islam menolak pembangunan rumah ibadat umat lain di wilayah
muslim langsung dituduh INTOLERANSI. Namun saat pembangunan Masjid
dilarang di Bali dan NTT serta wilayah non muslim lainnya, maka
dimaklumi dengan dalih untuk menjaga KEARIFAN LOKAL (Local Wisdom).
9.
Seluruh Negeri Islam atau yang berpenduduk mayoritas muslim menggunakan
HILAL MERAH untuk lambang kesehatannya, kecuali Indonesia yang masih
menggunakan SALIB MERAH.
10.
Di Indonesia libur HARI AHAD telah memberi Umat Nashrani keleluasaan
untuk hidupkan KEBAKTIAN GEREJA dengan pakaian rapih dan wewangian serta
tanpa macet di jalan. Sedang Umat Islam dipaksa kerja HARI JUM'AT,
sehingga tidak maksimal menghidupkan Jum'at dengan segala Adab dan
Sunnahnya, karena mereka lelah, capek, pakaian lecak, berkeringat, bau
badan, ngantuk, ditambah macet dan panasnya jalan.
11.
Saat seorang muslim jadi pejabat dituntut habis-habisan untuk
bagi-bagi jabatan kepada non muslim dengan dalih kemajemukan dan
keadilan. Namun saat non muslim jadi pejabat, maka dengan leluasa dia
bagi-bagi jabatan kepada non muslim seenaknya, tanpa peduli dengan Asas
Proporsional.
12.
Pengkhianatan PKI dan Pembangkangan PRRI serta Pemberontakan DI / TII
dimuat dalam Sejarah Kemerdekaan Indonesia, tapi pemberontakan dan
pengkhianatan PO AN TUI (nama Laskar Cina Indonesia bentukan Penjajah
Belanda) terhadap negara RI serta kebiadabannya terhadap Pribumi
disembunyikan.
13.
Tabligh Akbar dan Kegiatan Da'wah selalu diawasi Aparat, bahkan di
daerah banyak yang ditakut-takuti dan dipersulit "izin"-nya, sedang
pertunjukkan Musik Syetan dan Dangdut Koplo yang tampilkan Pornografi
dan Pornoaksi dipermudah dan dijamin keamanannya.
14.
Topeng Monyet dan Ondel-Ondel adalah Hiburan anak-anak Betawi, tapi
dilarang Ahok, sedang Barongsai Cina bagian dari Ritual Dewa Cina
dibesar-besarkan.
15.
Musabaqoh Tilawatil Qur'an (MTQ) yang kini disebut Seleksi Tilawatil
Qur'an (STQ) mulai dinodai. Saat parade pembukaan STQ di Ambon ada
KOTEKA ikut parade, dan di STQ di Jambi dibuka dengan BARONGSAI.
16.
Jika seorang muslim sekedar mendukung ISIS langsung dituduh TERORIS,
dikejar dan ditangkap, walau tidak lakukan tindakan apa pun. Tapi jika
orang Kafir dukung RMS dan OPM, bahkan lakukan pembantaian terhadap
muslim di Sambas, Sampit, Ambon dan Poso, tidak disebut Teroris, dan
tidak dikejar serta tidak ditangkap, bahkan para pelakunya hingga saat
ini tidak tersentuh hukum sama sekali.
17.
Ketika Osamah mengancam untuk membunuh Obama maka Dunia termasuk
Indonesia menyebutnya sebagai KEJAHATAN, namun ketika Obama mengancam
untuk membunuh Osamah disebut KEBIJAKAN.
18.
Ketika HAMAS lakukan perlawanan membela Islam dan Palestina maka Dunia
termasuk Liberal Indonesia menyebutnya sebagai TERORIS, namun ketika
ISRAEL membombardir dan membantai warga Palestina disebut BELA NEGARA.
19.
Ketika ada pelarangan pembangunan rumah ibadah kafir, apalagi
pembunuhan terhadap SEORANG kafir saja di negeri atau wilayah muslim,
langsung para pendekar HAM berteriak keras dan menyerang ISLAM, namun
sebaliknya ketika ada pembakaran masjid dan pembantaian RIBUAN umat
Islam di wilayah kafir, para pendekar HAM bungkam seribu bahasa.
20.
Ketika ada Kyai atau Da'i seperti AA Gym yang menikah resmi dan
berpolygami secara HALAL, semua Media Liberal mem-BULI-nya
habis-habisan, namun ketika ada Artis yang berzina dan bernarkoba hingga
divonis penjara, berbagai Media Liberal membelanya habis-habisan,
bahkan saat Si Artis keluar penjara disambut media dengan gegap gempita
bak pahlawan hingga dijadikan pembawa acara unggulan di TV mereka.
Innaa Lillaahi Wa Innaa ilaihi Rooji'uun .....
Hasbunallaahu Wa Ni'mal Wakiil .... Ni'mal Maulaa Wa Ni'man Nashiir ...
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaahil 'Aliyyil 'Azhiim...
Habib Muhammad Rizieq Syihab
( http://fpi.or.id/156-IRONIS.html)
( http://fpi.or.id/156-IRONIS.html)
Itulah dunia, semuanya merasa benar dan tidak ada yang salah.
BalasHapus