
Surat ini diturunkan di Madinah (Madaniyyah) terdiri dari 286 ayat
الم
1. Alif laam miin
Penjelasan Kalimat
Alif
laam miin ini adalah rangkaian huruf hujaiyah dan surat-surat
Al-Qur’an yang diawali dengan huruf seperti ini berjumlah 29 surat.
Umumnya para mufasir (pakar tafsir) tidak menjelaskan maksud huruf-huruf ini dan cukup mengatakan, “Hanya Allah yang mengetahui maksudnya (Allahu A’lamu bimurodihi).
Hal
itu disebabkan tidak ada sama sekali berita valid dari Nabi Saw
mengenai maksudnya. Bahkan Abu Bakar dan Ali bin Thalib menyebutkan
bahwa tidak perlu mencari tafsiran huruf-huruf itu karena bagian dari
ayat mutasyabihat (ayat yang sulit dijelaskan dan hanya Allah saja yang
mengetahuinya), dan cukup menyakini saja bahwa itu bagian dari
Al-Qur’an.
Dengan kata lain sebagian pakar tafsir menyerahkan
pengertiannya kepada Allah karena dipandang Termasuk ayat-ayat
mutasyabihat dan tidak perlu dikaji lebih lanjut, karena seperti
komentar as-Sa’di, pakar tafsir kontemporer;
“ Tidak perlu
dibahas lebih lanjut karena tidak adanya berita valid dengan menyakinkan
bahwa Allah tidak mungkin bergurau dan pasti ada hikmah di balik itu.”
Namun
banyak pula pakar tafsir menafsirkan huruf-huruf itu karena memang
nalar akan selalu mencari rahasia atau bahkan hikmah di balik
huruf-huruf itu, Meskipun terkadang pandangan mereka berlainan,
terkadang disepakati oleh pakar lainnya dan sebagainya. Dan tampaknya
tidak salah jika ada beberapa pakar tafsir tradisional yang mencoba
mengukapkan makna huruf-huruf itu.
Beberapa Pandangan Tafsiran Alif Lam Mim
A.
Bahwa Allah memerintahkan untuk tadabbur sekaligus memahami Al-Qur’an
dan tidak mungkin ada kata dalam Al-Qur'an yang tidak bisa ditafsirkan
karena AL-Qur'an sendiri selalu memerintahkannya seperti anjuran
beberapa ayat:
“Sesungguhnya Kami menjadikan Al-Qur'an dalam bahasa Arab supaya kalian berfikir.”(QS. Az-Zukhruf:3)
“ (Al-Qur’an) diturunkan dengan (menggunakan) bahasa arab yang jelas.” (QS. Asy-Syu’ara: 195)
Bagi sebagian pakar tafsir yang menyetujui pandangan ini munculah beberapa penafsiran tentang huruf-huruf ini antara lain:
1.
Huruf-huruf ini biasa digunakan masyarakat arab di dalam
sajak/syair/prosa sebagai penganti kalimat-kalimat. Namun pandangan ini
dibantah karena ketidak tahuan mana kalimat yang dibuang dan juga tidak
ada satupun sumber yang valid baik dari Nabi, maupun atsar sahabat, mana
kalimat yang dibuang tersebut dan apa bentuknya.
2. Huruf- huruf
dimaksudkan sebagai kalimat yang menyuarakan tantangan bagi yang
meragukan Al-Qur’an. Seakan-akan ada tantangan untuk membuat bandingan
Al-Qur’an. Dan maknanya seperti ini:
“ Huruf Alif Lam Mim ini
bukanlah huruf –huruf yang asing bagi kalian yang kalian gunakan
sehari-hari, kalian sendiri menganggap diri kalian ahli balaghah dan
fushah (ahlibahasa; ahli dalam syair/prosa). Kami lah yang menciptakan
Al-Qur’an ini, dan cobalah kalian menciptakan bandingan Al-Qur’an itu,
dan pastinya kalian tidak akan mampu meskipun hanya satu ayat.”
3.
Bahwa huruf-huruf ini merupakan rumus yang biasa digunakan oleh
masyarakat arab waktu itu. Alif itu tanda atau rumus dari kalimat
Allah, huruf Lam tanda dari Jibril, dan Mim tanda dari kalimat Muhammad.
B.
Sebagian menafsirkanAlif menunjukan kata ana (saya/Allah). Lam
menunjukan kata Allah, dan Mim menunjukan lebih tahu (A’lamu). Jadi
artinya,” Saya (Allah) lebih mengetahui maknanya. “
C.
Ada yang menyebutkan bahwa huruf-huruf itu hanyalah nama dari surat
yang bersangkutan. Seperti yang dikemukan oleh pakar tafsir legendaris
Az-Zamaksyari dan disetujui oleh banyak pakar tafsir lainnya. Argumen
yang mereka kemukakan adalah sebuah hadist:
“ Sesungguhnya
Rasulullah Saw pernah membaca di shalat subuh di hari jum’at Alif Lam
Mim (surat) Sajdah dan (surat) Hal Ata ‘alal Insan.” (HR. Bukhari
Muslim)
D. Sebagian menfasirkan sebagai huruf sumpah
(Qasam), yaitu kalimat sumpah yang digunakan untuk menunjukan Ke maha
kemualiaan dan keagungan Allah Swt.
Jadi huruf-huruf ini jika diartikan:
“Demi Allah. Kitab ini tidak ada keraguan sedikitpun di dalamnya,”
Huruf laa sendiri (dari kalimat Laa Raiba Fih) adalah jawaban kalimat sumpah (Qasam).
Penafsiran
ini berpedoman pada riwayat Ikrimah (seorang tabi’in, murid Ibnu Abbas)
dari riwayat Ibnu Abi Hatim dan diriwayatkan pula oleh ath-Thabari
dengan sanad yang sahih yang menyebutkan bahwa Alif Lam Mim adalah huruf
sumpah.
E. Jika memukingkan mengabungkan semua pandangan yang
ada, artinya bisa diartikan bahwa Alif Lam Mim ini adalah nama lain dari
surat itu, karena terkadang satu kata dalam Al-Qur’an bisa diartikan
dengan banyak arti. Dan bisa juga diartikan bahwa huruf-huruf itu bisa
berarti salah satu dari sifat-sifat Allah.
Kesimpulan
1.
Sebagian pakar yang tidak menfasirkan huruf-huruf ini karena tidak ada
satupun keterangan yang sahih yang valid mengenai arti dari huruf-huruf
dan meyerahkan sepenuhnya pengertiannya pada Allah Swt.
2.
Sebagian lain mencoba menafsirkan huruf-huruf tersebut karena Al-Qur’an
sendiri selalu memerintahkan bagi para peneliti dan pengkaji Al-Qur’an
untuk tadabbur dan merenungi maknanya. Jika ada sebagian ayat yang tidak
bisa ditafsirkan bagaimana mungkin bisa tadabbur dan merenungkan hikmah
dibaliknya.
3. Sekalipun banyak tafsiran tentang huruf-huruf itu,
namun jangan dipastikan bahwa itu adalah tafsiran yang tepat atau
sebuah kebenaran. Karena tafsiran ini masih dalam kategori zhani (hanya
prasangka belaka) artinya bisa mengandung kebenaran atau salah. Namun
salah disini bukan berarti dosa, tapi bisa jadi terbantah oleh
pandangan-pandangan berikutnya.
4. Ada pandangan menarik dari
pakar tafsir kontemporer, Mutawali asy-Sya’rawi, bahwa kita tidak wajib
mencari jawaban huruf-huruf seperti ini, karena hal ini diluar perintah
dasar, yaitu membaca, taddabur dan akhirnya merngamalkannya.
ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ
2. “ Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.”
Arti Kata
(ذَلِكَ ) Kata benda ini (isim Isyaroh) meskipun berarti sesuatu yang jauh, namun diartikan ini (هذا ) yaitu sesuatu yang dekat. Ini menunjukan mulia dan agungnya Al-Qur’an ini.
الْكِتَابُ Al-Qur’an
(لاَ رَيْبَ) Tidak ada keraguaan bahwa Al-Qur’an berasal dari Allah Swt yang diwahyukan kepada Nabi Saw. Huruf (لاَ ) adalah Laa naïf li jinsi dan khabarnya wajib dibuang.
(فِيهِ هُدًى) Petunjuk menuju kebahagiaan , kesuksesan dunia akhirat
(لِّلْمُتَّقِينَ)
Bagi yang bertakwa, takwa adalah takut dari azab Allah kemudian
manifestasi ketakutan itu diaplikasikan dalam bentuk banyak melakukan
taat dan menjauhkan semua larangannya.
Arti Ayat
Allah
Saw memberi pernyataan bahwa Al-Qur’an itu adalah kitab milik-Nya yang
diurunkan kepada Nabi Saw. Isi Qur’an ini tidak ada sedikitpun kepalsuan
apalagi kebohongan bahwa Qur’an ini bukan dari Allah. Sebaliknya
Al-Qur’an ini merupakan kunci sukses, sumber hidayah, petunjuk bagi
orang yang beriman dan dan bertakwa untuk memperoleh kebahagiaan dunia
akhirat.
Kesimpulan Ayat
1. Menguatkan Iman kepada Allah Swt itu dengan cara mempelajari Al-Qur’an dan mempelajari sunnah Nabi Saw
2. Hidayat atau meminta petunjuk itu dengan cara mempelajari Al-Qur’an itu sendiri.
3.
Ayat ini menjelaskan kemuliaan orang yang bertakwa, jadi orang yang
takwa itu pasti banyak membaca, mempelajari, dan mengkaji Al-Qur’an.
Adapun aplikasi wejangan Al-Qur’an itu pastilah akan dimiliko oleh
seseorang yang disebut dengan manusia Takwa.
الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ
2. “(Yaitu)
mereka yang berimankepada yang ghaibyang mendirikan shalatdan
menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.”
Arti Ayat
1.
Orang yang takwa itu adalah orang-orang yang mempercayai semua ajaran
yang dibawa oelh Nabi Saw. Baik itu tentang masalah ghaib seperti adanya
surga, neraka, hari kiamat dll. Atau tentang sejarah generasi
sebelumnya, generasi akan datang apapun kebaikan atau keburukan mereka.
2.
Orang takwa itu juga suka mengerjakan shalat, dan tidak cukup hanya
mengerjakan saja, namun harus diperhatikan pula syarat wajib, atau etika
shalat itu sendiri, ternasuk anjuran untuk khusuk. Dengan demikina
shalat itu nantinya akan menolak semua keburukan dan kekejina bagi yang
melaksanakannya.
3. Orang takwa itu juga menunaikan kewajiban
zakat, sering memberi sedekah, ringan tangan membantu kesulitan orang
lain, atau sering melakukan kebajikan lainnya. Perintah mengeluarkan
zakat dan sedekah inipun hanya sebagian kecil saja dan bukan seluruh
harta karena rizeki itu dasarnya milik Allah, jadi jangan pelit karena
ia bukan milik kita.
والَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ وَبِالآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ
3. “Dan
mereka yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang telah diturunkan
kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu[, serta mereka
yakin akan adanya (kehidupan) akhirat”
Arti Ayat
Orang
Mukmin itu mempercayai seluruhnya apa yang dibawa oleh Nabi Saw, begitu
pula beriman ada kitab-kitab lainnya yang diturunkan sebelum Al-Qur’an.
Orang takwa itu beriman kepada semua Nabi tanpa terkecuali, dan tidak
disebut mukmin jika hanya mempercayai sebagian dari para Nabi itu.
أُوْلَـئِكَ عَلَى هُدًى مِّن رَّبِّهِمْ وَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
5. “Mereka Itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.”
Arti Ayat
Mereka
inilah yang akan mendapat kebahagiaan karena mereka mau menjalankan
semua perintah Allah Swt dan mau menjauhi semua larangan-Nya. Mereka
akan akan menjadi manusia sukses, manusia paling berbahagia baik di
dunia maupun di akhirat.
0 komentar:
Posting Komentar